makaberkata orang itu, sungguh habib yg satu ini adalah syeikh Futuh ku, dia membuka hijabku tanpa ia mengenalku, dia benar benar dicintai oleh Rasul saw, kabar itu disampaikan pada hb munzir, dan beliau hanya menunduk malu.. beliau itu masyhur dalam dakwah syariah, namun mastur (menyembunyikan diri) dalam keluasan haqiqah dan makrifahnya. .
8f70. KAROMAH HABIB ALI MASYHUR KAKAK HABIB UMAR DI MATA HABIB MUNZIR - Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Hafidz, Sang Mufti Tarim Hadramaut Yaman adalah sosok ulama besar yang penuh karomah. Ilmunya diakui semua ulama sedunia. Walaupun punya posisi yang begitu tinggi dalam keulamaan, Habib Ali Masyhur adalah sosok yang tawadhu. Kesehariannya dipenuhi kisah keteladanan yang penuh kasih sayang kepada sesama, apalagi kepada para pecinta Juga - Begini Kesaksian Kiai As'ad Melihat Syakhona Kholil Terbang Ke MakkahKisah berikut ini adalah kesaksian yang pernah disampaikan salah satu muridnya di Darul Musthofa, Tarim, sebuah pesantren yang melahirkan ulama besar di berbagai penjuru dunia. Darul Musthofa ini diasuh Habib Ali Masyhur bersama saudara-saudaranya, termasuk sang adik tercinta Habib Umar bin Hafidz. Murid yang berkisah ini adalah Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa, pendiri Majelis Rasulullah SAW, yang dulunya mengaji di Darul Musthofa Tarim.“Salah satu dari guru saya, Al Habib Ali Al Masyhur bin Hafidz, beliau adalah mufti Tarim dan kakak guru mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz. Dimana ketika itu masih zaman perang, maka sangat sulit untuk kita mendapatkan kendaraan, sehingga beliaulah yang datang kepada kita dengan kendaraannya untuk mengajar kita.$ads={1}Ketika itu bulan Ramadhan, dimana kebiasaan orang-orang disini mereka pada pulang kampung, namun di Tarim pada bulan Ramadhan majelis ta’lim terus berjalan, bahkan di sore hari Idul Fitri atau Idul Adha mereka tetap mengadakan ta’ Al Habib Ali Al Masyhur menentukan akan diadakan ta’lim di bulan Ramadhan setiap jam siang sampai yang kebetulan waktu zhuhur ketika itu adalah jam siang dan di waktu itu panas matahari sangat terik yang panasnya bisa mencapai 45 derajat celcius, sehingga jika telur mentah dipendam di dalam tanah maka setelah 10 menit telur itu menjadi matang. Disana ketika menjemur pakaian pun tidak berlalu waktu lama pakaian telah kering, sangat berbeda dengan tempat kita yang terkadang menjemur pakaian hingga 2 hari belum juga kering karena cuaca Juga - Kenikmatan Alam Kubur Sayyid Alawi Al-Maliki Berkah KedermawannyaMaka di saat itu, Al Habib Ali Al Masyhur karena beliau memiliki mobil pribadi maka beliau yang datang ke tempat kita para santri, bukan justru kita yang datang ke tempat suatu hari, kita para santri telah berkumpul menunggu kedatangan beliau namun hingga jam beliau belum juga datang, yang akhirnya pada jam beliau datang. Dengan wajah yang memerah dan penuh keringat, beliau berkata, “Maafkan saya, maafkan saya karena mobil saya rusak sehingga saya harus berjalan kaki”.Subhanallah.. Beliau datang bukanlah untuk belajar akan tetapi untuk mengajar, namun beliau rela berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 2 Km dan usia beliau yang sudah terbilang tua, padahal beliau bisa saja menghubungi kami dan meminta supaya santri saja yang datang ke tempat beliau. Sebab mobil beliau rusak atau untuk saat itu ta’lim diliburkan dulu atau yang beliau tidak melakukan hal tersebut.”Demikian kisah Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa yang sangat terkenang dengan guru tercintanya. Kisah ini menjadi bukti nyata karomah Habib Ali Masyhur yang sangat perhatian dengan ngaji. Usianya yang sudah sepuh sedikitpun tak menghalangi langkahnya untuk mengajar santri. Inilah karomah seorang ulama yang menjadi teladan sepanjang masa.MukhlisinBaca Juga - KH. Hasyim Asy'ari Mengambil Cincin Gurunya dari Lubang WC Demikian Kisah " Karomah Habib Ali Masyhur Kakak Habib Umar di Mata Habib Munzir Al-Musawa "Semoga kisah ini bermanfaat dan menjadi pelajaran untuk kita yang malas untuk datang ke majelis a'lam BishowabAllahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -
Karomah Nyata Habib Lutfi bin Yahya dan Habib Mundzir Al Musawa. Banyak sekali cerita tentang karomah yang di miliki oleh para wali Allah. Kisah yang akan kami sampaikan ini sudah sering beredar di dunia maya, namun lkami yakin masih banyak juga yang belum mengetahu akan hal ini. Bagi Allah tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi. Cerita ini jika di pikir secara logika rasa-rasanya sangat mungkin tidak bisa terjadi. Namun karena Ijin Allah tentunya semua bisa terjadi. Nah penasaran kan bagaimana ceritanya.. namun sebelum membaca cerita tentang Karomah Nyata Habib Lutfi bin Yahya dan Habib Mundzir Al Musawa ada perlunya kita mengetahui siapa Habib Lutfi ini, Nama lengkapanya Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya karena beliau mempunyai gari keturuna dengan Nabi Muhammad maka beliau mendapat gelar Al Habib Muhammad bin Lutfi bin Ali bi Yahya. Belaiu lahir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada Hari Senin tepatnya tanggal 14 November 1947 M. 2 tahun setelah indonesia menyatakan kemerdekaannya. Selain sebagai Pendakwah beliau juga sebagai Ketua MUI jawa tengah. Beliau dilahirkan dari seorang syarifah, yang memiliki nama dan nasab sayidah al Karimah as Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sasyid Imam Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam Ali bin Imam Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin Ali Bâ Alawi. Sekilas tentang Biografi Al Habib Luthfi, bagaimana karoha yang di miliki beliau....... berikut ceritanya.... Kisah tentang sebuah niat yang mengalahkan logika ilmiah. Kisah nyata Muhammad Syamsuri, beliau adalah Anggota Helm aktif Grup Helm MR yaitu aktivis Majelis Rasulullah saw yang bertugas mengatur lalu lintas dan menghimbau Jama’ah Majelis Rasulullah saw agar mematuhi peraturan lalu lintas dan menggunakan helm bagi pengendara motor, serta mengatur kelancaran lalu lintas ketika ada pengajian Majelis Rasulullah saw. Karomah Nyata Habib Lutfi bin Yahya dan Habib Mundzir AlMusawa Kisah ini dialami oleh saudara kita, namanya Muhammad Syamsuri. Beberapa waktu lalu beliau kecelakaan mobil di Tol Cipularang dan mengalami retak tulang kaki sehingga harus menggunakan kursi roda. Dokter sudah angkat tangan. Namun Syam tidak putus asa. Ia pergi ke Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan untuk minta doa. Syam ini adalah murid Habib Luthfi. Pertama kali bertemu, Habib Luthfi bertanya kepada Syam tentang niatnya jika kakinya sembuh. Syam menjawab bahwa ia ingin kembali kerja di Jakarta. Spontan Habib Luthfi menjawab bahwa ia tidak mungkin sembuh seumur hidup, harus memakai kursi roda. Syam dan keluarganya menangis mendengar kabar itu. Setelah itu Habib Luthfi pun pergi dan membiarkan Syam selama 3 minggu di waktu itu Syam hanya bengong dan meratapi nasibnya. Hingga suatu malam Syam bermimpi didatangi Habib Munzir al Musawa yang lantas rebahan di samping Syam dan memberikan lembar jadwal majlis MR sambil berbisik, "Bilang Habib Luthfi bahwa kamu ikut saya di Jakarta". Pagi harinya Syam lantas menemui Habib Luthfi dan berkata bahwa ia di Jakarta membantu dakwah Habib Munzir dengan mengatur lalu lintas. Mendengar hal itu Habib Luthfi kaget dan lantas bertanya apa yang menyebabkan dia berubah niat? Syam lantas menceritakan mimpinya. Habib Lutfi kemudian memeluk Syam dan berkata, "Kamu besok sembuh. Pulang ke Jakarta berkah". Habib Luthfi kemudian mengusap kaki Syam dengan air beberapa kali. Malam harinya yaitu Senin malam bertepatan dengan majlis rutin MR di Al Munawar minggu lalu, jam kaki Syam sudah bisa digerakkan dan bisa untuk berjalan. Akhirnya Syam bisa berjalan seperti sebelumnya dan kini Syam sudah kembali membantu dakwah Habib Munzir dengan aktif membantu mengatur lalu lintas di Al Munawar. Karomah dua orang wali dan niat yang lurus mengalahkan logika ilmiah medis yang sudah mengatakan tidak akan sembuh. Demikian kisah nyata Karomah Nyata Habib Lutfi bin Yahya dan Habib Mundzir Al Musawa kisa ini bener2 di luar nalar manusia, Allahu Akbar......Allahu Akbar... Allahu Akbar..
Karomah Habib Mundzir Al Musawa, Berdoa Minta Hujan Berhenti Pernah dalam suatu perjalanan dakwah saya mendampingi Habibana Munzir bin Fuad Al-Musawa di Singapura. Ketika itu turun hujan dan kami hendak menuju suatu masjid di seberang jalan, Habibana Mundzir saat itu memandang wajahnya ke langit seraya berdoa “wahai hujan, tolong berhenti sebentar, saya ingin ke masjid itu”. Seketika juga hujan berhenti saat itu. Sungguh hal itu sangat mudah buat Allah SWT, doa mereka para kekasihNya Allah senantiasa dikabulkan olehNya karena getaran getaran hati mereka menggerakkan pintu pengkabulan. “Saya ingin para jamaah ku mencintai sosok Rasulullah saw, bukan seorang Munzir”, salah satu ucapan beliau kepada ustad Muhammad Qolby. Sungguh kami mencintai beliau karena kecintaan kami kepada Rasulullah saw. Wallahu a’lam Bishowab Allahuma sholii alaa sayyidina muhammad wa alaa aalihi wa shohbihi wa bariik wa salim 2 Juli 2018 Penulis Muhammad Qolby ___________________ Semoga artikel Karomah Habib Mundzir Al Musawa, Berdoa Minta Hujan Berhenti ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin.. BONUS ARTIKEL TAMBAHAN Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan. Suatu ketika tatkala al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang sedang mengajar di rumahnya di hadapan muridnya yang cukup banyak, beliau mendengar suara ibunda tercinta, Nyai Salmah “Li… Ali… Li…”, begitu panggil sang ibu. Lalu Habib Ali, waktu itu telah berumur lebih dari 60 tahun, langsung saja permisi kepada semua muridnya “Saya minta ridhanya untuk menemui ibu saya terlebih dahulu.” Habib Ali pun menemui ibunya. Ternyata sang ibu minta diantarkan ke kamar mandi. Bergegaslah Habib Ali menggendong sang bunda pergi ke kamar mandi. Bukan itu saja, Habib Ali lah yang langsung membersihkan dan menyuci pakaian sang ibu. Meski ada istri tapi Habib Ali tidak mengizinkannya, karena demi bakti beliau terhadap sang ibu. Padahal waktu itu Habib Ali telah dikenal sebagai ulama yang terpandang di tanah Betawi, tetapi beliau bila dipanggil sang ibu tanpa pikir panjang langsung memenuhi panggilan itu. Ada suatu peristiwa dimana Habib Muhammad, putra Habib Ali, masih kecil sementara Habib Ali sedang dalam rihlah dakwahnya di Negeri Singapura. Dan sang ibu, Nyai Salmah, bertanya pada menantunya yaitu istri Habib Ali “Mana Ali, putraku?” Dijawab oleh istri Habib Ali “Sedang dakwah di Singapura, Umi.” Dengan spontan sang ibu memerintahkan pada menantunya itu “Cepat kirim telegram, bilang padanya ibu memanggilnya untuk pulang!” Langsung dikirimlah telegram itu kepada Habib Ali yang sedang berdakwah di Singapura. Sesampainya telegram itu pada Habib Ali, langsung beliau baca. Setelah dibaca, tanpa basa-basi Habib Ali pun permisi pamit untuk pulang karena sang ibu yang memanggilnya. Begitulah tanda bakti seorang ulama besar, orang terpandang, panutan umat, al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi terhadap sang bunda tercinta. Penulis Sya’roni As-Samfuriy. *Sumber kisah Ustadz Antoe Djibrel, Khadim Majelis Ta’lim Kwitang dari Almarhum al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi. _____________________ Semoga artikel Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin.. simak artikel terkait di sini simak video terkait di sini Pos terkaitKaromah Foto Mbah Maimoen Zubair Dirasakan Langsung Santri MaduraKisah Unik Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Bisri Syansuri Saat Bahtsul MasailRahasia Ilmunya Syaikhona Kholil Mengalir Pada Mbah Manab Lirboyo